Kunjungi Indonesia

Visit Indonesia 2008 Kunjungi blog saya di Solehudin.multiply.com

Selasa, 08 Juli 2008

HIKMAH

CAHAYA ILMU

Bentuk kenikmatan pertama yang Allah anugerahkan kepada kita adalah nikmat diciptakan sebagai manusia yang sempurna, mulanya dari air yang hina yang berasal dari sulbi ayah kita, setelah itu Allah meniupkan sebagian ruhnya dlam janin dalam rahim ibu kita.

Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya roh (ciptaanKu); maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya. QS.Shaad:72

Sampai akhirnya kita dilahirkan kedunia. Sebuah proses penciptaan dan pemeliharan yang sempurna. Subhanallah.

Demikianlah Allah melanjutkan pemberian kenikmatan kepada kita sampi saat ini dengan kudrat dan tadbir(pengaturan)Nya yang juga sempurna, sesuatu yang memang sudah dijamin sejak 4 bulan dalam rahim ibu kita, berupa rezeki, jodoh, mati, qodo dan qodarnya. Maka, suungguh aneh manusia yang sesuatu yang sudah dijamin berupa rezeki, tetapi lupa kepada penjaminnya, yakni Allah Azza Wa jalla.

Kenikmatan lain yang Allah berikan hanya kepada manusia yaitu akal. Manfaat akal adalah mengenal bukti-bukti kekuasaan Allah dialam semesta. Juga akal menjadi sarana bagi kita untuk melakukan perubahan pada lingkungan sekitar kita, untuk tujuan kebaikan umat manusia. Maka, tidak heran apabila pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah menjadi sebagian bukti bahwa Dialah Allah yang Maha Mengetahui (‘alim), Maha halus (al lathif) dan Maha luas dan dalam pengetahuannya (al khoir). Dialah Allah yang memberi ilmu kepada siapa yang dia kehendaki.

Oleh karena itu dengan bekal ilmu yang Allah anugerahkan kepada kita maka seharusnya membuat kita semakin taat dan yakin akan kesempurnaan Zat-Nya. Ilmu adalah cahaya, makin kita mereguk nikmat ilmu semestinya membuat kita jadi cahaya, hidup kita lebih lurus, lebih manfaat dan lenih tenang. Bukan sebaliknya, ilmu yang Allah berikan malah membuat kita merasa hebat, semakin gelisah, jadi pecinta dunia, lupa akan akhirat dan lupa kepada Allah, Jangan seperi Qorun yang bangga akan ilmu dan hartanya, akhirnya ditenggelamkan kedalam bumi karena kesombongannya. Justru ilmunya menjadi jalan kehinaan dan kehancuran, Na’udzubillah.

Saudaraku, bersyukurlah kita, apabila kita masih diberi kesempatan untuk belajar, bersyukurlah dengan mengamalkan ilmu yang sudah ada pada diri kita dengan sekuat tenaga. Bersyukurlah dengan upaya mencapai ketinggian ilmu yang bisa kita raih, sampai menjadi orang yang paling ahli. Sungguh untuk membangun sebuah peradaban, kita membutuhkan orang-orang ahli, spesialis dan diakui dunia pada bidangnya. Hindari kemalasan dan kelalaian, sebarkanlah ilmu walaupun sedikit yang kita punyai, insya Allah bermanfaat untuk orang lain, sebagaimana pesan Rosulullah Saw, dari Zaid bin Arqam r.a.katanya: Rosulullah Saw mengucapkan dalam doanya yang artinya: “Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, kekikiran dan dan usia terlampau tua, serta siksa kubur. Ya Allah berikanlah kepada jiwaku ini untuk dapat bertaqwa kepadaMu,juga sucikanlah jiwaku itu karena engkau sebaik-baik zat yang dapat menyucikannya, Engkulah yang Maha Menguasai serta yang menjadi Tuhannya. Ya Allah sesungguhnya saya mohon perlindungan kepada Mu dari ilmu pengetahuan yang tidak bermanfaat,dari jiwa yang tidak dapat khusyu, dari jiwa yang tidak puas-puas dan dari doa yang tidak dikabulkan.”(HR. Muslim)

Saudaraku yang dimuliakan oleh Allah Swt, tidaklah sama orang yang berilmu dan tidak berilmu. Bahkan para ulama mengatakan bahwa menuntut ilmu itu lebih baik dari pada ibadah semalaman. Luar biasa, semoga kita senantiasa diberikan kesempatan untuk menambah ilmu kita. Dan dengan ilmu dan pertolongan Allah kita diberikan pemahaman akan kebesaran Allah dan menjadi jalan untuk beramal yang bermanfaat yang di inspirasi oleh hati yang ikhlas.

0 komentar: